Senin, 26 Maret 2012

TENTANG TAFSIR & TA’WIL


MAKALAH
ILMU ULUMUL QURAN
TENTANG TAFSIR & TA’WIL

 Dosen Pembibing:  Bapak Muqsid Ghazali

Oleh
-Amirul Muttaqin     :110033100056 
-Fahrurrosi             :110033100048
-M. Faqih               :110033100046
 

FAKULTAS USHULUDDIN dan FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat yang kami terima, sehingga penulisan tugas ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dengan Tema: Tafsir dan takwil

Dengan segala kemampuan yang ada, kami berusaha menyusun tugas ini dengan sebaik-baiknya, sebagaimana yang diinginkan oleh pembimbing. Namun, kami menyadari akan kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam tugas ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif atau membangun dan bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata semoga tugas ini dapat diterima oleh pembaca dengan segala kekurangan dan kelemahannya. Amin.
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menafsirkan suatu pengertian dari suatu kata-kata atau kalimat dalam tafsir, baik tersusun dalam suatu ungkapan, merupakan suatu kesulitan. Apalagi jika kata-kata atau kalimat tersebut berbobot tinggi dan tidak mudah dijangkau oleh hawas kita dan tidak dipadukan dengan rasio, inderawi, perasaan dan penuntun.
Al-Quran yang meliputi akidah, hukum dan akhlak, atau dengan kata lain Al-Quran meliputi segala segi kehidupan umat manusia baik lahiriah, batiniah, duniawi, maupun ukhrawi. Sesuai dengan pungsi dan posisi Al-Quran itu sangatlah besar. Untuk itu, penentuan tat cara penafsiran AL-Quran perlu dirumuskan agar orang mengikuti metode tersebut, sehingga terhindar dari kekacauan dalam penafsiran.
B.     Tujuan Penulisan Makalah
Melalui prosedur itulah diharapkan dapt mencegah kesalahan dalam penafsiran atau setidak-tidaknya dapat dikaitkan seminimal mungkin. Memang karena keragaman fikiran manusialah sehingga terjadinya kesalahan dalam penafsiran Al-Quran.dan dalam tujuan penulis disini untuk mengetahui apa itu tafsir dan apa itu takwil,
C.    Tujuan Tafsir dan Takwil
Tentunya mahami al-quran dengan pemahaman yang benar adalah tujuan setiap insan muslim, ini adalah buah ilmiah yang diharapka untuk mentadabuRinya sebagaimana buah alamiah adalah menjalankan Hukum-hukumnya dan tuntunanya dengan keimananya,
Yang membantu untuk memahami al-quran dengan benar adalah menafsirkanya dan menakwilkanya dengan baik dan yang dapat menjelaskan tujuan-tujuan dan makna dengan benar, menyikap Tirai-tirai yang menutupi rahasia dan mutiaranya serta membuka Pintu-pintunya bagi Akal dan Hati
Maka dari itu pantaslah untuk membelajari ilmu tafsir dan takwi, untuk mengetahui makna yang sebenarnya dari al-quran yang dibawa malaikat jibri dan diajukan kepada nabi terahir yaitu: nabi Muhammad ibnu abdillah.
Maka dari itu, marilah kita diskusikan bersama  apa itu tafsir dan apa itu takwil. Seperti firman Allah dalam Al-quran surat maryam:97 di jelaskan “maka sesungguhnya telah kami memudahkan Al-quran dengan bahasamu, agar kamu dapt memberi  kabar gembira dengan dia kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu membeir peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang”  dan juga di jelaskan dalam Al-quran surat fusshilat:3
kami akan memperlihatkan kepada mereka tentang tanda-tanda (kekuasaan ) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, ssehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-quran itu adalah benar. Dan apakah tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya tuhanmu menyaksikan segala sesuatu”
Iyas ibnu muawwiyah berkata , “ kaum yang membaca al-quran tapi tidak mengerti tafsirnya, seperti rakyat yang memperoleh surat dari rajanya dimalam hari dan tidak punya lampu  dan tidak punya lampu. Mereka ketakutan, dengan tetap mengerti apa isi surat tersebut. Sedangkan orang yang mengetahui tafsirnya adalah sepeti laki-laki yang dapat surat surat dia punya lampu, lalu membacanya”.
Dari sini kita, bahwa metode penafsiran senantiasa mengalami dinamisasi, selaras dengan karakter para ahli tafsir dan perkembangan budaya yang menyertainya. Para ahli tafsir itu menafsirkan kitabullah sesuai dengan tingkat kefahamannya dan untuk memahami adalah pendekatan intellectual mereka, yang mereka serap dari ligkuna dan pengetahuan yang berkembang saat itu. Hal itu Nampak jelas dalam tukisan dan pendapat-pendapat mereka. Disini kami penulis  bukannya bermaksud mengomintari seluruh kitap tafsir yang ada, sebab itu bukan tujuan kami-apalagi esensi. Apa yang kami sebutkan tadi hanylah contoh,  tafsir menjelaskan secara detail sedangkan takwil hanya menjelaskan secara global tentang apa yang dimaksud dengan ayat itu.
Tafsir menjelaskan lafaz yang zahir, adakalanya secara hakiki dan adalakanya secara majaz sedangakan,takwil menjelaskan lafaz secara batin atau yang tersembunyi yang diambil dari khabar orang-orang yang sholeh. Dan Takwil dianya menjabarkar kalimat-kalimat dan menjelaskan maknanya sedangkan tafsir menjelaskan dengan sunnah dan menyampaikan pendapat para sahabat dan para ulama dalam penfsiran itu,
Dengan itu dapat kita simpulkan bahwa takwil tidak jauh berbeda dengan tafsir namun ada sedikit perbedan dalam meneliti ayat alqur’an. InsyaAllah akan dijelaskan secara terperinci terhadap perbedaan antara keduanya. Takwil dianya menjabarkar kalimat-kalimat dan menjelaskan maknanya sedangkan tafsir menjelaskan dengan sunnah dan menyampaikan pendapat para sahabat dan para ulama dalam penfsiran itu
Diriwayatkan dari Ibn Abbas ra bahawa “ Tafsir itu terbahagi kepada 4 bahagian, iaitu perkara yang dapat diketahui oleh orang arab akan maknanya, tafsir dan perkara yang tidak ada keuzuran bagi sesiapa pun untuk mengetahuinya lantaran terlalu jelas dan tafsir yang hanya diketahui oleh para ulama’ serta tafsir dan perkara yang hanya diketahui oleh Allah swt.”
Kebanyakan ulama membagi tafsir kepada tiga. Sebagaimana dikatakan oleh Azzarqani dalam kitabnya.
Tafsir bil makstur: adalah tafsir dengan riwayat
Tafsir bil rakyi: adalah tafsir dengan dirayah dan pendapat
Tafsir Isyari: adalah tafsir dengan isyarat
Akan tetapi ada tiga bagian tafsir yang termasyhur di kalangan banyak orang yaitu.
Tafsir tahlili: adalah menafsirkan ayat kalimat demi kalimat dan dilengkapi dengan i;rab.
Tafsir maudhu’i: adalah menafsikan ayat sesuai dengan maudu’ yang ada dalam Alqur’an seperti sabar, jihad dll.
Tafsir ayatul ahkam: adalah mennafsirkan ayat yang disana ada hukum fiqih seperti tetnang ayat talak.
BAB II
Pengertian Tafsir dan Takwil
A.    Pengertin Tafsir
Secara etimologi tafsir bisa berarti Penjelasan, Pengungkapan, dan Menjabarkan kata yang samar.
Adapun secara terminologi tafsir adalah penjelasan terhadap Kalamullah atau menjelaskan lafadz-lafadz al-Qur’an dan pemahamannya. Ilmu tafsir merupakan ilmu yang paling mulia dan paling tinggi kedudukannya, karena pembahasannya berkaitan dengan Kalamullah yang merupakan petunjuk dan pembeda dari yang haq dan bathil. Ilmu tafsir telah dikenal sejak zaman Rasulullah dan berkembang hingga di zaman modern sekarang ini
Jadi  Secara umum Ilmu tafsir adalah ilmu yang bekerja untuk mengetahui arti dan maksud dari ayat-ayat al Qur’an. Pada waktu Nabi Muhammad masih hidup, beliau sendiri yang menjelaskan apa maksud dari ayat Al Qur’an, maka hadis Nabi disebut sebagai penjelasan dari al Qur’an. Setelah Nabi wafat, para sahabat berusaha menerangkan maksud al Qur’an bersumber dari pemahaman mereka terhadap keterangan nabi dan dari suasana kebatinan saat itu. Pada masa dimana generasi sahabat sudah tidak ada yang hidup, maka pemahaman al Qur’an dilakukan oleh para ulama, dengan interpretasi. Ketika itulah tafsir tersusun sebagai ilmu.
Tafsir diambil dari kata Al-Fasr’ yang berarti membuka dan menjelaskan sesuatu yang tertutup. Oleh karena itu dalam bahsa arab kata tafsir berarti membuka secara maknawi dengan menjelaskan arti yang tertangkap dari redaksional yang eksplisit (tersurat).
Maka defenisi Tafsir Al-Qur’an adalah ilmu yang membahas tentang redaksi-redaksi Al Qur’an dengan memperhatikan pengertian untuk mencapai pengetahuan tentang apa yang dikehendaki oleh Allah SWT, sesuai dengan kadar kemampuan manusia.
Adapun tentang pengertian tafsir berdasarkan istilah, para ulama banyak memberikan komentar antara lain sebagai berikut :
  1. Menrut Al-Kilabi
Tafsir adalah penjelasan Al-Qur’an dengan menerangkan makna dari tujuan (isyarat).
b.      Menurut Syekh Al-Jazari
Tafsir adalah hakekatnya menjelaskan lafazh yang sukar difahami dengan jalan mengemukakan salah satu lafazh yang bersinonim (mendekati) dengan lafazh tersebut
  1. Menurut abu Hayyan
Tafsir adalah ilmu yang mengenai cara pengucapan lafazh Al-Qur’an serta cara mengungkapkan petunjuk kandungan hukum dan makna yang terkandung didalamnya.
  1. Menurut Az-Zarkasyi
Tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan makna-makna Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, serta mengumpulkan kandungan dan hukum dan hikmahnya.
Berdasarkan beberapa rumusan tafsir yang dikemukakan para ulama tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tafsir adalah suatu hasil yang tanggapan dan penalaran manusia untuk menyikapi nilai-nilai samawi yang terdapt didalam Al-Qur’an.
B.     Pengertian Takwil
Arti takwil menurut lughat berarti menerangkan, menjelaskan. Adapun arti bahasanya menurut Az-Zarqoni adalah sama dengan tafsir, Adapun mengenai arti takwil menurut istilah banyak para ulama memberikan pendapatnya antara lain sebagai berikut ini :
  1. Menurut Al-Jurzzani
Memalingkan suatu lafazh dari makna d’zamirnya terhadap makna yang dikandungnya apabila makna alternative yang dipandang sesuai dengan ketentuan Al-kitab dan As-sunnah.
  1. Menurut defenisi lain
Takwil adalah mengenbalikan sesuatu kepada ghayahnya (tujuannya) yakni menerangkan apa yang dimaksud.
  1. Menurut Ulama Salaf
Ada dua pendapat: (1). Menafsirkan dan mejelaskan makna suatu ungkapan baik yang bersesuaian dengan makna ataupun bertentangan.(2). Hakekat yang sebenarnya yang dikehendaki suatu ungkapan.
  1. Menurut Khalaf , Mengalihkan suatu lafazh dari maknanya yang rajin kepada makna yang marjun karena ada indikasi untuk itu. Pengertian takwil menurut istilah adalah suatu usaha untuk memahami lafazh-lafazh (ayat-ayat) Al-Qur’an melalui pendekatan pemahaman arti yang dikandung oleh lafazh itu
C.    MACAM-MACAM TAFSIRB ERDASARKAN METODENYA

1.MetodeTahlili(Analitik)
Metode Tahlili adalah metode menafsirkan Al-Qur’an yang berusaha menjelaskan Al-Qur’an dengan menguraikan berbagai seginya dan menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh Al-Qur’an. Metode ini adalah yang paling tua dan paling sering digunakan. Tafsir ini dilakukan secara berurutan ayat demi ayat kemudian surat demi surat dari awal hingga akhir sesuai dengan susunan Al-Qur’an. Dia menjelaskan kosa kata dan lafazh, menjelaskan arti yang dikehendaki, sasaran yang dituju dan kandungan ayat, yaitu unsur-unsur I’jaz, balaghah, dan keindahan susunan kalimat, menjelaskan apa yang dapat diambil dari ayat yaitu hukum fikih, dalil syar’i, arti secara bahasa, norma-norma akhlak dan lain sebagainya.
Menurut Malik bin Nabi, tujuan utama ulama menafsirkan Al-Qur’an dengan metode ini adalah untuk meletakkan dasar-dasar rasional bagi pemahaman akan kemukzizatan Al-Qur’an, sesuatu yang dirasa bukan menjadi kebutuhan mendesak bagi umat Islam dewasa ini. Karena itu perlu pengembangan metode penafsiran karena metode ini menghasilkan gagasan yang beraneka ragam dan terpisah-pisah . Kelemahan lain dari metode ini adalah bahwa bahasan-bahasannya amat teoritis, tidak sepenuhnya mengacu kepada persoalan-persoalan khusus yang mereka alami dalam masyarakat mereka, sehingga mengesankan bahwa uraian itulah yang merupakan pandangan Al-Qur’an untuk setiap waktu dan tempat. Hal ini dirasa terlalu “mengikat” generasiberikutnya.
2.Metode Ijmali(Global)
Metode ini adalah berusaha menafsirkan Al-Qur’an secara singkat dan global, dengan menjelaskan makna yang dimaksud tiap kalimat dengan bahasa yang ringkas sehingga mudah dipahami. Urutan penafsiran sama dengan metode tahlili namun memiliki perbedaan dalam hal penjelasan yang singkat dan tidak panjang lebar. Keistimewaan tafsir ini ada pada kemudahannya sehingga dapat dikonsumsi oleh lapisan dan tingkatan kaum muslimin secara merata. Sedangkan kelemahannya ada pada penjelasannya yang terlalu ringkas sehingga tidak dapat menguak makna ayat yang luas dan tidak dapat menyelesaikan masalah secara tuntas.
3.Metode Muqarin
Tafsir ini menggunakan metode perbandingan antara ayat dengan ayat, atau ayat dengan hadits, atau antara pendapat-pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan perbedaan tertentu dari obyek yang diperbandingkan itu.
4.Metode Maudhu’i(Tematik)
Metode ini adalah metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-Qur’an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang mempunyai tujuan satu, yang bersama-sama membahas topik/judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya dengan ayat-ayat lain kemudian mengambil hukum-hukum darinya.


BAB III
Perbedaan Antara Tafsir dan Takwil
Adapun perbedaan tafsir dan  takwil itu sendiri dapat dijelaskan sebagai berikut:
    1. Tafsir.
Menerangkan makna lafazh yang telah diterima selama satu hari, selain itu juga menetapkan apa yang dikehendaki ayat yang dikehendaki Allah SWT.
    1. Takwil
Menetapkan makna yang dikehendaki suatu lafazh yang dapat menerima banyak makna karena didukung oleh dalil.
 Mengoleksi salah satu makna yang mungkin diterima oleh suatu ayat tanpa menyakinkan bahwa itulah yang dikehendaki Allah SWT serta menafsirkan batin lafazh.
Adapun secara terminologi tafsir adalah penjelasan terhadap Kalamullah atau menjelaskan lafadz-lafadz al-Qur’an dan pemahamannya. Ilmu tafsir merupakan ilmu yang paling mulia dan paling tinggi kedudukannya, karena pembahasannya berkaitan dengan Kalamullah yang merupakan petunjuk dan pembeda dari yang haq dan bathil. Ilmu tafsir telah dikenal sejak zaman Rasulullah dan berkembang hingga di zaman modern sekarang ini.adi, Secara umum Ilmu tafsir adalah ilmu yang bekerja untuk mengetahui arti dan maksud dari ayat-ayat al Qur’an. Pada waktu Nabi Muhammad masih hidup, beliau sendiri yang menjelaskan apa maksud dari ayat Al Qur’an, maka hadis Nabi disebut sebagai penjelasan dari al Qur’an. Setelah Nabi wafat, para sahabat berusaha menerangkan maksud al Qur’an bersumber dari pemahaman mereka terhadap keterangan nabi dan dari suasana kebatinan saat itu. Pada masa dimana generasi sahabat sudah tidak ada yang hidup, maka pemahaman al Qur’an dilakukan oleh para ulama, dengan interpretasi. Ketika itulah tafsir tersusun sebaga iilmu.



PENUTUP
Inilah, yang bisa penulis kemukakan pada tulisan yang sangat sederhana ini. Penulis yakin masih banyak kekurangan-kekurangan  dalam  makalah ini akan tetapi alangkah bagusnya kita saling mencari yang lebih baik dan belajar dari kesalahan. Dan harap maklum
Harapan penulis kepada yang membaca makalah ini, semoga pembaca meniatkan  semua kegiatannya  ikhlas karena Allah SWT supaya mendapat pahala dalam mencari ilmu agama ini. Penulis mohon do’a kepada pembaca semua, semoga selalu bertambah ilmu setiap harinya dan lancar dalam segala urusan serta dapat apa yang dicita-citakan. Amien ya rabbal alamin!
Akhir kata, dangan segala kekurangan dan kesalahan penulis mintak maaf, beribu-beribu maaf, karena penulis hanyalah manusia biasa yang ta’luput dari kesalahan,   Semua yang benar itu datang dari Allah dan yang salah itu datang-nya dari penulis peribadi,
s“Dan siapa yang berpaling ingkar dari ingatan dan petunjuk-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit (resah gelisah dan tidak tenteram jiwanya) dan Kami akan himpunkan dia pada hari kiamat dalam keadaan buta (meraba-raba dalam kesesatan seperti keadaannya di
DAFTAR PUSTAKA
1.      Al-qardawi yusuf, Berintraksi dengan al-quraan, daarusy-Syuruq, Kairo. 1, 1419 H- 1999 M,
2.      Al-Banna Hasan, Tafsir al-Banna, Dar al-quran al-karim, Kuwait, cet. 1971 M/ 1391 H
3.      Htt///Www , Republika, Selasa, 21 Nopember 2006 Oleh : Syafii Maarif  Ahmad             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar