Minggu, 25 Maret 2012

Filsafat Islam


FILSAFAT ISLAM
MAKALAH
Disusun untuk Tugas Trahir Semester III
Mata kuliah: Pengantar Filsafat Islam

Oleh:
Amirul Muttaqin
1110033100056
 
JURUSAN AQIDAH FILSAFAT
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011M
A.    Pendahuluan.
Pembicaraan tentang filsafat islam sebenarnya tidak bisa terlepas dari pembicaraan filsafat secara umum. Berfikir filsafat merupakan hasil usaha manusia yang berkesinambungan diseluruh jagad raya ini.
Filsafat adalah kata majmuk yang berasal dari bahasa yunani, yaitu: philosophis dan fhilosophos[1] berarti cinta (loving), sedangkan sophia atau sophos, bearti pengetahuan atau ebijaksanaan (wisdom) jadi arti dari filsafat yaitu cinta pengetahuan atau kebijaksanaan.
Kemudia orang-orang arab memindahkan kata yunani filoshophia, kedalam bahasa Arab falsafa. Dalam hal ini sesuai perraturan tatacara bahasa Arab, dengan pola fa’lala, fa’lalah dan fi’lal. Karena itu kata dari kata kerja falsafah dan filsafat.[2] Jadi filsafat islam tu merupakan pengambilan dari bahasa yunani.[3]
B.     Pembahasan.
a.       Pengertian filsafat islam
Agaknya tidaklah aneh jika masih ada orang yang sampai harin ini meletakkan filsafat islam pada altar skeptif. Sikap ini jelas merupaka warisan. Terutama pandangan orentalis abad ke-19, seperti Tenneman dan E. Renan. Menurut mereka kendatipun orang-orang islam melakukan kegiatan mempelajari filsafat. Namum mereka tidak bisa melahirkan filsafat islam sendri. Karena pandangan mereka ini dapat dirangkum sebagai berikut:
a)      Adanya kitab suci al-quraan yang menegaskan kebebasan atau kemerdekaan berfikir.
b)      Karakter bangsa arab ang tidak mugkin berfilsafat.
c)      Bangsa arab adalah ras samit (al-samy) termasuk ras rendah dibandingkan bangsa yunani Ras Aria(al-Ary) ras samit mempunyanalar yang lemmah dan tidak mampu berfilsafat yang hanya demikian olleh ras Aria.[4]
Alasa yang dikemukakan ini tidak mempunya dasar sama sekali, bahkam mengandung kezaliman seperti kitab suci al-quraan ditunding menegasikan kebebasan berfikir. Padahal faktualnya tidak sedikit ayat-ayat alquran yang menganjurkan dan mendorong pemeluknya banyak berfikir dan melakukan pengamatan dan penelitian dalam berbagai biadang serta mencela oarang yang tidak memakai akalya
Denga demikian tidak dapat disangsikan lagi bahwa salah satu jasa islam ialah memobilisasi akal, pembuka, dan penggeraka akal manusia dalam berkehidupan rohani dan jasmani, dalam kerusahaan sejarah ini telah di mulai oleh Rasulullah Saw. Terutama dalam mengkali ketentuan hukum agama dari sebelumnya. Sementara itu alasan yang mengatakan bahwa karakter bangsa arab yang tidak mungkin berfilsafat, perlu dipertanyakan jika yang dimaksud adalah bangsa arab sebelum islam yaitu memang benar adanya seperti itu. Dan hal ini telah dimaklumi bahwa bangsa arab sebelum islam masih belum mengenal filsafat. Dan juga tidak menaruh perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan peradaban seperti yang telah dicapai oleh bangsa arab pada saat ini.
Akan tetapi jika yang dimaksud adalah bangsa arab setelah memeluk islam maka pertayaan mereka keliru sama sekali. Da hal ini telah dimaklumi bahwa islam membawa kehidupan baru bagi bangsa arab, dengan agama islam mereka telah memasuki peradapan manusia yang luas. Mereka telah dapat membentuk negara yang besar. Dan memengan tambuk ilmu pengetahuaan. Dorogan al-quran dan hadis telah mempunya peradaban yang tinggi. Dan juga telah mengubah karakter mereka dari era jahiliyah[5].
Jadi yang disebut filsafat islam adalah perkembangan pemikiran umat islam dalam masalah keuhanan. Dan kenabian, manusia dan alam semista yang disinari ajaran islam. Adapun difinisinya secara khusus seperti apa yang dikemukakan penulis islam sebagai berikut:
1.      Ibrahim madkur, filsafat islam adalah pemikiran yang lahir dalam dunia islam untuk menjawab tangtangan zaman, yang meliputi Allah dan alam semista ini, wahyu dan akal, agama dan filsafat
2.      Ahmad Fu’ad Al-Ahwani, filsafat islam adala pembahasan tentang alam dan manusia yang disinari ajaran islam.
3.      Muhammad ‘Athif Al-Iraqy. Mengatakan filsafat islam secara umum didalam tercakup ilmu kalam, ilmu usul fiqih, ilmu tasawu, dan ilmu pengetahuan lainya yang diciptakan intlektual islam, yang dimaksud secara husus. Ialah pokok-pokok atau dasar-dasar pemikiran filosof yang dikemukakan para filosof muslim.[6]
Jelasnya bahwa filsafat islam merupaka hasil pemikiran umat islam secara keseluruhan. Pemikiran umat islam ini merupakan dorongan ajaran al-quaan dan hadis. Kedudukan akal yang tiggi dalam kedua sumber ajaran islam tersebut bertemu dega peranan akal yang besar dan ilmu pengetahuan yang berkembang maju dalam peradaban umat islam. Terutama peradapan yunani, persia, india dengan kata lain umat islam pewaris tradisi peradapa ketiga bangsa tersebut yang sebulumnya telah mewarisi peradaban disekitarnya seperti Babilonia, mesir, ibrani, dan lainya.[7]
b.      Dorongan al-quran terhadap akal dan pemikiran filsafat.
Al-qur’an adalah himpunan wahyu allah yan diturunkan kepada nabi kita nabi muhammad Saw, al-quraan adalah kitab suci agama islam yang berisikan tuntunan-tuntunan dan pedoman-pedoman bagi manusia dalam menta kehidupan mereka agar memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat.
Mimang pada dasarnya al-quran merupaka buku petunjuk dan pegangan keagamaan. Namun diantara isi lainya mendorong umat manusia supanya bangak berfikir,hal ini dimaksudkan aga mereka melakukan pemikiran akalnya sampai kesimpulan adanya alah pencipta alam semista dan sebab dari segala kejadian di alam ini.
Oleh karena itu bahwa al-quraan merupak pendrong utama lahirnya pemikir filsafat dalam islam. Pengertian yang dkandung filsafat sejalan dengan isi al-quran dalam al-quran terdapat banyak ayat yang mendorong para pemeluknya agar banyak berfikir dan mempergunakan akalnya. Dalam hal ini yang terdapat di surah Al-baqarah.(2) 242, al-anfal(8) ayat 22. Dan Al-nahl(16): ayat 11-12. Dan juga terdapa di berbagai ayant al-quran yang alinya.[8]
C.    Corak pemikiranya
A.    Filsafat Tentang tuhan
Argumen yang dipergunakan di sini untuk menelaah realitas eksistensi dan wujud eksternal dalam menegaskan eksistensi hakiki Tuhan adalah argume iman(contingent) dan wujub
(necessity).
Argumen ini merupakan salah satu argumen rasional yang paling kuat dalam membuktikan eksistensi Tuhan, karena tak satupun manusia berakal menolak dan memungkiri eksistensidirinya dan realitas wujud-wujud di alam ini, sementara argumen ini secara prinsipil berpijak  pada penerimaan realitas eksistensi dan wujud hakiki.Sebenarnya, Tuhan tidak gaib, yang gaib justru diri kita sendiri, Tuhan bahkan lebih berwujud dari wujud-wujud lain dan lebih bercahaya dari cahaya-cahaya lain. Jadi, kalau kitamempergunakan argumen-argumen untuk ³pembuktian´ wujud Tuhan, maka itu hanyalah berdimensi  mengingatkan´ kita akan realitas hakiki itu.Banyak jalan menuju Roma. Banyak metode menyingkap wujud Tuhan, cara menyingkapTuhan sebanyak realitas wujud-wujud. Jalan menuju kepada-Nya sangatlah banyak karenaDia memiliki banyak sisi (baca: nama dan sifat-Nya), setiap sisi-Nya merupakan jalan yang bisa digunakan para pesuluk. Walaupun jalan begitu banyak, tapi ada jalan yang paling kuatdan sempurna dibanding yang lainnya.
Dalam hal ini, kita harus memilih argumen yang paling sempurna dalam menegaskan eksistensi Tuhan, argumen adalah jalan menuju kepada- Nya dalam kerangka akal teoritis. Semakin sempurna argumen maka semakin sempurna pula pandangan dunia tauhid. Sempurna pandangan dunia tauhid berarti sempurna tujuan hidupdan hakikat wujud kita.Sebelum kita masuk dalam pembuktian wujud Tuhan lewat argumen ini, di bawah ini kamiakan jabarkan dan jelaskan secara terperinci beberapa pendahuluan dan pengertian yangmendasar berkaitan dengan argumen ini. Dengan memahami pengertian-pengertian itu, makakita mudah mengikuti alur-alur argumen dan memahami secara benar premis-premisnya.Pengertian-pengertian yang akan dijelaskan antara lain:
Pengertian wujud kontingen ( mumkin al-wujud ), Wujud Wajib ( wajib al-wujud ) danwujudmustahil (mumtane’al-wujud )
Pengertian keniscayaan
a)      Prinsip kausalitas
b)      Kemustahilan daur dan tasalsul.
1.       Pengertian Wujud Kontingen, Wujud Wajib dan Wujud Mustahil
 Ketika kita menelaah realitas-realitas eksistensi di alam ini misalnya manusia, hewan,tumbuhan, gunung-gunung, batu-batuan dan lain sebagainya, maka kita akan dapat simpulkan bahwa realitas-realitas eksistensi tersebut, dalam rentangan waktu, pernah tiada dan
kemudian terwujud di alam ini. Begitu pula, realitas-realitas wujud ini, dalam koridor ruang-waktu, mengalami kesinambungan perubahan yang berjenjang. Kelihatannya, tak ada satupundari realitas-realitas tersebut yang tak pernah mengalami perubahan dari awal perwujudannyadan tetap pada satu kondisi dan tingkatan.Jika realitas-realitas itu adalah niscaya adanya maka senantiasa mewujud, dan sebaliknya jikamereka itu tak niscaya adanya maka mustahil mewujud. Segala realitas eksistensi di alam ini berawal dari penciptaan kemudian mengalami perubahan dan pembaruan yang terus menerusdalam rentangan waktu, dengan kata lain realitas ini pernah berwujud dan akan sirna. Ini berarti bahwa yang niscaya pada esensi realitas-realitas tersebut adalah berwujud dan tak  berwujud.
Dengan ungkapan lain, esensi realitas-realitas berada pada titik nol, bukan padaangka negatif (mustahil ada) dan bukan pada angka positif (niscaya ada).Dalam istilah Filsafat, dijelaskan bahwa jika sesuatu secara esensial niscaya adanya maka diadisebut Wujud Wajib (wâjib al- wujud).
Jadi Wujud Wajibadalah realitas yang senantiasa berwujud dan ekistensinya abadi. Dan jika sesuatu secara esensial mustahil adanya maka diadisebut wujud mustahil ( mu mtane al-wujud)
Dan jika sesuatu secara esensial mungkinmengada maka disebut wujud kontingen atau wujud bergantung ( mumkin al-wujud)
berarti bisa ada dan bisa tiada. Mengalami inovasi dalam ciptaan dan abadi dalam perubahan dangerak merupakan sifat esensial dari wujud kontingen seperti manusia, hewan, tumbuhan danlain sebagainya.
2.      Pengertian Keniscayaan
Ketika kita memperhatikan kata-kata seperti, genap, ganjil, delapan dan tujuh, maka kita akanmenemukan hubungan antara genap dengan delapan dan ganjil dengan tujuh. Kemudian,hubungan tersebut akan membentuk premis-premis yang logis seperti, delapan adalah genapdan tujuh adalah ganjil.Interaksi logis antara angka delapan dan genap dan angka tujuh dan ganjil didasarkan atasrealitas luar yang ada di alam ini dan di pikiran kita bahwa hubungan hakiki antara realitas-realitas itu tak terpisahkan.
Dengan ungkapan lain, genap merupakan hakikat delapan dandelapan meniscayakan genap. Adalah mustahil memisahkan antara sifat genap dan angkadelapan, begitu pula antara sifat ganjil dan angka tujuh. Hubungan hakiki antara realitas-realitas tersebut disebut niscaya atau keniscayaan.Hubungan hakiki antara eksistensi dan Tuhan disebut niscaya artinya eksistensi dan Tuhanadalah dua hal yang mustahil terpisahkan yaitu wujud Tuhan pasti ada, mustahil tiada,niscaya dan senantiasa ada. Dan wujud Tuhan, dalam istilah filsafat, disebut Wujud Wajib(wâjib al-wujud).[9]
B.     Filsafat Tentang Manusia
a)      Hakikat  Manusia
Hakikat manusia menurut al-Qur’an ialah bahwa manusia itu terdiri dari unsur jasmani, unsur akal, dan unsur ruhani. Ketiga unsur tersebut sama pentingnya untuk di kembangkan. Sehingga konsekuensinya pendidikan harus di desain untuk mengembangkan jasmani, akal, dan ruhani manusia.
Unsur jasmani merupakan salah satu esensi ( hakikat ) manusia sebagai mana dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-baqarah ayat 168 yang artinya “ Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dari bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan karena sesungguhnya syuetan itu adalah musuh yang nyata bagimu
“Akal adalah salah satu aspek terpenting dalam hakikat manusia. Akal digunakan untuk berpikir, sehingga hakikat dari manusia itu sendiri adalah ia mempunyai rasa ingin, mempunyai rasa mampu, dan mempunyai daya piker untuk mengetahui apa yang ada di dunia ini.
Sedangkan aspek ruhani manusia di jelaskan dalam al-Qur’an surat al-Hijr ayat 29 yang artinya “Tatkala aku telah menyempurnakan kejadiannya, aku tiupkan kedalamnya ruhku.kedalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud “
Dalam hal ini muhammad Quthub menyimpulkan bahwa eksistensi manusia adalah jasmani, akal, dan ruh, yang mana ketiganya menyusun manusia menjadi satu kesatuan.
b)      Manusia Memerlukan Pendidikan
Bagi filsafat pendidikan penentuan sikap dan tanggapan tentang manusia merupakan hal yang amat penting dan vital. Sebab manusia merupakan unsur terpenting dalam usaha pendidikan. Tanpa tanggapan dan sikap yang jelas tentang manusia pendidikan akan merasa raba.
Bahkan pendidikan itu sendiri itu dalam artinya yang paling asas tidak lain adalah usaha yang dicurahkan untuk menolong manusia menyingkap dan menemukan rahasia alam memupuk bakat dan dan mengarahkan kecendrungannya demi kebaikan diri dan masyarakat . usaha itu berakhir dengan berlakunya perubahan yang di kehendaki dari segi social dan psikologis serta sikap untuk menempuh hidup yang lebih berbahagia dan berarti.
Manusia mengalami proses pendidikan terus berlangsung sampai mendekati waktu ajalnya. Proses pendidikan adalah life long education yang dilihat dari segi kehidupan masyarakat dapat dikatakan ebagai proses yang tanpa akhir.
Bila dipandang dari segi kemampuan dasar pedagogis, manusia dipandang sebagai “homo edukadum” mahluk yang harus dididik, atau bisa disebut “animal educabil ” mahluk sebangsa binatang yang bisa dididik, maka jelaslah bahwa manusia itu sendiri tidak dapat terlepas dari potensi psikologis yang dimiliknya secara individual berbeda dalam abilitas dan kapabilitasnya, dari kemampuan individual lainnya. Dengan berbedanya kemampuan untuk dididk itulah fungsi pendidikan pada hakikatnya adalah melakukan seleksi melalui proses pendidikan atas pribadi manusia.
c)      ManusiaBisaDididik
Kemampuan belajar manusia sangat berkaitan dengan kemampuan manusia untuk mengetahui dan mengenal terhadap obyek-obyek pengamatan melalui panca indranya. Membahas kemampuan mengetahui dan mengenal tidak dapat terlepas dari filsafat dalam bidang epistimologi. Karena filsfat ini menunjukkan kepada kita betapa dan sejauh mana manusia dapat mengetahui dan mengenal obyek-obyek pengamatan disekitarnya. Apa pengetahuan itu, cara mengetahui, dan memperoleh pengetahuan serta berbagai jenis pengalaman indrawi.
Panca indera manusia adalah merupakan alat kelengkapan yang dapat membuka kenyataan alam sebagai sumber pengetahuannya yang memunkinkan dirinya untuk menemukan hakikat kebenaran yang diajarkan oleh agamanya atau oleh Tuhannya. Panca indera manusia merupakan pintu gerbang dari pengetahuan yang makin berkembang. Oleh karena itu Allah mewajibkan panca indera manusia untuk digunakan menggali pengetahuan.
Dalam hal ini islam lebih cenderung untuk menegaskan bahwa perpaduan antara kemampuan jiwa dan kenyataan materi sebagai realita merupakan sumber proses “mengetahui” manusia yang keduanya merupakan “kebenaran”menurut ukuran proses hidup manusiawi bukan Ilahi. Kebenaran yang hakiki hanyalah Tuhan sendiri, dan kebenaran hakiki inilah yang menciptakan segala kenyataan alami dan manusiawi dengan diberi mekanisme hukum-hukumnya sendiri. Bila Ia menghendaki mekanisme itu bisa di rubah menurut kehendaknya.[10]
D.    Para tokoh-tokoh filsafat islam. Dan Filsafatnya.
Sebenarnya para tokoh-tokoh filsafat islam itu banyak. Namun penulis pemakalah hanya bisa menyebukan sebagian besar para tokoh-tokoh filsafat islam. Dalam hal ini penulis pemakalah akan menyebutkan para toko-tokoh filsafat islam dan juga apa saja filsafatnya yang terkemukaka. Yaitu:
a.       Al-kindi
Filsafatnya.
a)      Pemaduan filsafat dan agama
b)      Filsafat ketuhanan
c)      Alam dan jiwa.
b.      Al-Farabi
Filsafatnya
a)      Rekonsiliasi Al-Farabi
b)      Ketuhana.
c)      Emanasi.
d)     Kenabian.
e)      Negara utama.
f)       Jwa dan akal
c.       Ibnu sina
Filsafatnya
a)      Al-Tawfiq (rekonsiliasi) adntara agama dan filsafat
b)      Ketuhana
c)      Emanasi dan jiwa
d.      Al-raazi
Filsafatnya
a)      Lima kekal (kadim)
b)      Akal, kenabian, dan wahyu
e.       Ibnu Miskawah
Filsafatnya
a)      Ketuhanan
b)      Emanasi
c)      Kenabian
d)     Jiwa, dan akhlak
f.       Ikwal al-shafa’
Filsaatna
a)      Al-Tawfik dan all-talfiq
b)      Ketuhanan
c)      Emanasi
d)     Matematika
e)      Jiwa manusia
g.      Al-ghazali
Filsafatnya
a)      Sanggahan al-ghazali terhadap para filosof
b)      Hukum sebab akibat(kausalitas) dan mukjizat
c)      Hukuk al-ghazali terhadap emanasionisme
h.      Ibnu bajjah
Filsafatnya
a)      Matematika (ketuhanan)
b)      Matereal dan bentuk
c)      Jiwa
d)     Akal, dan ma’rifat.
e)      Ahlak
f)       Politik
g)      Mnusia penyendiri
h)      Politik
i)        Mnusia penyendiri
i.        Ibnu thufail
Filsafatnya
a)      Matafisika(ketuhanan)
b)      Fisika
c)      Jiwa
d)     Epistimologi
e)      Rekonsiliasi (Tawfiq) antra filsafat da agama
j.        Ibnu rusyd
Filsafatnya
a)      Jawaban terhadap sanggahan al-ghazali
b)      Hukum sebab akibat(kausalitas) dan hubunganya dengan mu’jizat
c)      Kritik ibu rusdi terhadapa emanasionisme prta filosof muslim[11]
E.     Kesimpulan
Jadi konsep tentang tuhan oleh para filosuf muslim dan jug para sofi, dan juga dalam hal ini dianggap sanget penting, tentu saja semua filosof muslim percaya bahwa tuhan pencipta alam sesta ini, hanya saja mereka berbeda mengkospsikan sang pencipta ini dan bagai mana penciptaan itu terjadi. Oleh karena itu konsep tengtang tuha menurut para filosof islam adalah, Tuhan sebai sebab, tuhan sebagi Wajib al-ujud, tuhan sebagai cahaya, dan juga tuhan sebagai ujud murni. ini dikonsepkan oleh diantranya adalah Suhrawardi dan lain sebagainya.
Jadi Jiwa manusia, yang mempunyai hanya satu daya, yaitu berfikir yang disebutakal. Akal terbagi dua :-Akal praktis, yang menerima arti-arti yang berasal dari materi melaluiindra pengingat yang ada dalam jiwa binatang.
Akal teoritis, yang menangkap arti-arti murni, yang tak pernah adadalam materi seperti Tuhan, roh dan malaikat. Menurut Ibnu Sina, akalteoritis mempunyai empat tingkatan
Akal potensial dalam arti akal yang mempunyai potensiuntuk menangkap arti-arti murni.2)Akal bakat, yang telah mulai dapat menangkap arti-artimurni.
Akal aktual, yang telah mudah dan lebih banyak menangkaparti-arti murni.4)Akal perolehan yang telah sempurna kesanggupannyamenangkap arti-arti murni.Jiwa manusia mempunyai wujud tersendiri, yang diciptakan Tuhan setiapada janin yang siap untuk menerima jiwa. Jiwa berhajat kepada badan manusia,karena otaklah, sebagaimana dilihat di atas, yang ada pada mulanya menolongakal untuk menangkap arti-art
Karena inti manusia adalah jiwa berfikir untuk memperolehkesempurnaan, pembangkitan jasmani tak ada. Sebagai orang yang banyakberkecimpung dalam bidang sains para filosof percaya pula kepada tidakberubahnya hukum alam.4.Inilah sepuluh dari duapuluh kritikan yang dimajukan al-Ghazali (1058-1111 M) terhadap pemikiran para filosof Islam. Tiga diantara sepuluh itu,menurut al-Ghazali membawa mereka kepada kekufuran, yaitu Alam qadim dalam arti tak bermula dalam zaman Pembangkitan jasmani tak ada.
Tuhan tidak mengetahui perincian yang terjadi di alam.Pengkafiran Al-Ghazali ini membuat orang di dunia Islam bagian Timur dengan Baghdad sebagai pusat pemikiran, menjauhi falsafat. Apalagi disampingpengkafiran itu Al-Ghazali mengeluarkan pendapat bahwa jalan sebenarnyauntuk mencapai hakikat bukanlah falsafat tetapi tasawuf.
F.     Penutup
Inilah, yang bisa penulis kemukakan pada tulisan yang sangat sederhana ini. Penulis yakin masih banyak kekurangan-kekurangan  dalam  makalah ini akan tetapi alangkah bagusnya kita saling mencari yang lebih baik dan belajar dari kesalahan. Dan harap maklum
Harapan penulis kepada yang membaca makalah ini, semoga pembaca meniatkan  semua kegiatannya  ikhlas karena Allah SWT supaya mendapat pahala dalam mencari ilmu ini. Penulis mohon do’a kepada pembaca semua, semoga selalu bertambah ilmu setiap harinya dan lancar dalam segala urusan serta dapat apa yang dicita-citakan. Amien ya rabbal alamin!
Akhir kata, dangan segala kekurangan dan kesalahan penulis mintak maaf, beribu-beribu maaf, karena penulis hanyalah manusia biasa yang ta’luput dari kesalahan,   Semua yang benar itu datang dari Allah dan yang salah itu datang-nya dari penulis peribadi,
G.    Daftar Pustaka
Ø  K. Bertens, Sejarah filsafat Yunani, Penerbit Yogyakarta, Yayasan Kanisius, 1984, Cetakan IIV.
Ø  Prof. Dr, H, sirajuddin Zar, M.A. filsafat islam, filosof dan filsafatnya.penerbit. Kharisma putra Utama Offet cetakan raja wali press 2009
Ø  Muhammad ‘Athif al- iraqi,al-fatsafat islamiah kairo dar al-ma’arif  cetakan 1978
Ø  Harun nasution, falsafat agama, penerbit Bula bintang jakarta, 1973. Cetakan I,
Ø  http://subliyanto.blogspot.com/2010/04/hakikat-manusia-dalam-filsafat-islam.html. http://www.scribd.com/doc/54690359/Filsafat-Islam-Ttg-Tuhan


[1] K. Bertens, Sejarah filsafat Yunani, Penerbit Yogyakarta, Yayasan Kanisius, 1984, Cetakan IIV. Hlm 13
[2] Harun nasution, falsafat agama, penerbit Bula bintang jakarta, 1973. Cetakan I, hlm 7
[3] Prof. Dr, H, sirajuddin Zar, M.A. filsafat islam, filosof dan filsafatnya.penerbit. Kharisma putra Utama Offet cetakan raja wali press 2009,hlm 01
[4] Muhammad ‘Athif al- iraqi,al-fatsafat islamiah kairo dar al-ma’arif  cetakan 1978, hlm 9
[5] Prof. Dr, H, sirajuddin Zar, M.A. filsafat islam, filosof dan filsafatnya.penerbit. Kharisma putra Utama Offet cetakan raja wali press 2009. Hlm13-14
[6] Muhammad ‘Athif Al-Iraqy, op.cip hlm 19-20
[7] Prof. Dr, H, sirajuddin Zar, M.A. filsafat islam, filosof dan filsafatnya.penerbit. Kharisma putra Utama Offet cetakan raja wali press 2009. Hlm. 15-16
[8] Prof. Dr, H, sirajuddin Zar, M.A. filsafat islam, filosof dan filsafatnya.penerbit. Kharisma putra Utama Offet cetakan raja wali press 2009. Hlm.20.
[9] http://www.scribd.com/doc/54690359/Filsafat-Islam-Ttg-Tuhan
[10] http://subliyanto.blogspot.com/2010/04/hakikat-manusia-dalam-filsafat-islam.html
[11] Prof. Dr, H, sirajuddin Zar, M.A. filsafat islam, filosof dan filsafatnya.penerbit. Kharisma putra Utama Offet cetakan raja wali press 2009. Hlm.vii-x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar